Selasa, 06 Juni 2017

UAS Sesi 1

1. Pilih. Apakah ide startup kamu termasuk melakukan cut-off the business, improve the business, redefined the business atau create new model? Dari pilihan tersebut, bagaimana ide startup kamu bisa merubah model bisnis yang sudah ada ?

Menurut saya, ide startup yang saya buat termasuk ke dalam kategori improve the business. Karena saya memberikan added value yang tidak dimiliki oleh startup lain di bidang yang sama. Yaitu idenya adalah mengkoneksikan berbagai vendor dengan venue di wilayah jakarta sehingga client yang ingin menggunakan jasa EO kami tidak terkendala oleh regulasi venue yang hanya memperbolehkan vendor tertentu saja. Tentu hal ini adalah nilai tambah yang sangat bagus bagi startup yang saya buat. Karena dari data yang saya dapatkan saat ini belum ada Event Organizer yang melakukan hal tersebut, kompetitor hanyalah berfokus bekerja sama dengan venue tertentu kemudian memilih beberapa vendor saja. Akibatnya jika vendor yang ditawarkan kepada client tidak sesuai selera, client akan keberatan dan merasa tidak puas dengan pelayanan jasa yang diberikan oleh Event Organizer tersebut. Jika startup yang kita miliki sudah memiliki added value yang sulit ditiru, maka saya yakin ide startup ini akan menjadi penguasa bisnis di bidang event organizer. 


2. Apa kesalahan yang kamu lakukan pada proses design sprint di Assessment 2?Bagaimana cara memperbaikinya?

Bagi saya, kesalahan yang saya lakukan pada saat aktivitas design sprint kemarin adalah design prototype aplikasi yang kurang user friendly. Pada saat menggunakan, user diharuskan membuka banyak halaman hanya untuk mengatur spesifikasi acara yang ingin diselenggarakan. Hal tersebut membuat pemesanan jasa event organizer melalui aplikasi menjadi lebih rumit dibanding cara konvensional yaitu bertemu langsung dengan pihak EO. Sehingga kedepannya saya harus mendesain ulang prototype aplikasinya agar menjadi lebih sederhana dan user friendly, dengan begitu client atau pelanggan yang ingin menggunakan jasa EO kami tidak perlu repot-repot menghabiskan waktu dan tenaganya hanya untuk melakukan meeting berkali-kali. Jika tampilan prototype aplikasi sudah lebih sederhana, maka hal ini akan membuat orang berbondong-bondong memesan jasa event organizer melalui aplikasi dan hal ini akan mendistrup event organizer lainnya yang masih menggunakan cara konvensional.




Selain itu, kesalahan lainnya adalah Technical Capabilites & Challanges yang belum divalidasi secara keseluruhan. Sehingga saya masih belum tahu banyak hal-hal apa saja kedepannya yang dapat menyulitkan atau mengganggu eksekusi ide startup saya. Maka dari itu saya perlu meneliti lebih dalam dan berkonsultasi dengan orang-orang yang ahli dalam bidang regulasi vendor dan orang-orang yang memiliki pengetahuan coding. Sehingga ide startup saya menjadi lebih realistis dan bisa mengurangi resiko pada saat eksekusi nanti. 

Satu lagi, yaitu kesalahan pada tahap goals. Saya pribadi masih belum menentukan ide start up saya bisa diterapkan pada sektor event mana saja. Dikarenakan tidak semua event mengalami permasalahan regulasi vendor dari venue. Contohnya adalah event musik, karena event musik sangat jarang mengalami pembatasan pada saat memilih vendor. Karena biasanya event musik dilakukan di lapangan atau tempat terbuka, yang tidak memiliki regulasi apapun terkait pemilihan vendor penunjang acara.  




3. Apa 3 kesalahan yang paling penting dalam proses validasi ide kamu dengan Javelin board ? Bagaimana cara memperbaikinya?

Kesalahan yang pertama adalah saya belum menentukan early adaptornya dengan spesifik. Yang saya masukkan hanyalah pemuda dari umur 20-30 tahun. Saya belum membuat lebih spesifik lagi semisal domisili tempat tinggal, hobi, dll.Jika saya lebih menspesifikan early adaptornya, maka bisa jadi saya menemukan fitur-fitur baru yang bisa ditambahkan untuk memberikan added value pada startup saya.

Yang kedua adalah, pada proses validasi, jumlah responden yang digunakan masih di bawah 20 orang. Sehingga saya masih belum bisa memastikan betul apakah konsep event organizer yang saya paparkan sebelumnya memang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat luas nantinya. Yang sudah saya benar-benar yakin baru konsep event organizer yang konvensional. Namun dengan konsep konvensional, saya belum tahu sampai kapan konsep seperti ini bisa sustain. Terlebih saat ini jendela informasi sangat terbuka luas, yang memungkinkan siapapun bisa dikalahkan oleh siapapun. Kedepannya, proses validasi yang saya lakukan harus lebih banyak lagi, bahkan di atas 20 orang. Dengan begitu, saya akan semakin yakin untuk meneruskan konsep event organizer dan mengeksekusinya menjadi nyata. 

Selanjutnya yang terakhir atau yang ketiga adalah eksekusi yang kurang cepat. Saya akui dalam mengeksekusi tahap-tahap yang ada saya masih terbilang lambat. Hal ini menyebabkan hasil yang tidak maksimal. Dan membuat kompetitor saya semakin memiliki waktu dan peluang untuk mengembangkan konsep bisnisnya. Karena saat ini zaman sudah serba cepat, kita juga perlu cepat dalam mengeksekusi rencana yang telah dibuat. Tentunya juga disertai dengan perhitungan yang matang. Kedepannya, saya harus berkomitmen dan membuat time table untuk memastikan setiap rencana tereksekusi tepat pada waktunya. Sehingga saya tidak tertinggal dan ide-ide yang telah saya buat bisa menjadi kenyataan :) Terima kasih. 

Dokumentasi:


Dokumentasi  pada event The Millennials yang disponsori oleh BNI Syariah, IM3 Ooreedoo, Kiyora dan ESQ Business School. Saat ini saya masih menggunakan konsep event organizer konvensional. Kedepannya saya akan mengubah model bisnis seperti yang saya paparkan di atas agar sesuai dengan perkembangan zaman dan bisa bertahan dalam waktu yang lama. Mohon doanya :D













Dan berikut video dokumentasi yang diambil dari                         http://m.detik.com/news/video/170513031/belajar-melucu-dari-raditya-dika-di-the-millennials



Tidak ada komentar:

Posting Komentar