Minggu, 02 April 2017

Workshop GoPreneur 2


Yap. Mungkin sudah hampir satu bulan saya tidak pernah hampir update lagi. Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya karena saat ini saya sedang ada kesibukan yang tidak bisa ditinggal. Disini saya akan menceritakan pelatihan yang saya ikuti pada tanggal 4 Maret 2017. Pelatihan ini diadakan di ESQ Business School tepatnya di lantai 18, pelatihan ini merupakan rangkaian pelatihan yang harus kami ikuti yang terdiri dari beberapa tahap hingga kita bisa menghasilkan sebuah startup di akhir pelatihan.





Ini adalah pelatihan pertama yang saya ikuti, karena pada pelatihan sebelumnya saya berhalangan hadir. Pada Workshop GoPreneur Stage 2 ini kita dibagi menjadi tiga golongan, ada hustler, hacker dan hipster. Hustler bisa dikatakan adalah orang yang akan memperkenalkan produk kita, orang yang bernegoisasi dengan klien, berkutat dengan pemasaran, dll. Pokoknya hustler adalah orang yang banyak berhubungan dengan orang lain. Kalau Hipster adalah orang yang mendesain startup tersebut, dia yang memutuskan seperti apa desainnya agar terlihat simple dan menarik. Lalu yang terakhir ada hacker, hacker disini bukanlah orang yang suka merusak data atau membobol website tertentu, melainkan adalah orang yang bertugas untuk mengerjakan segala jenis koding-koding yang bisa dibilang cukup bikin kepala pusing, hehehe. Ketiga golongan tersebut saling membutuhkan satu sama lain dan harus dimiliki oleh setiap startup. Berikut diagramnya:
Karena saya adalah orang yang sangat senang berbicara, mengenal orang baru, berbicara di depan umum maka tentu saja saya memilih Hustler.

Pelatihan pun dimulai, sesi pertama dibuka oleh Ka Rendi. Salah satu ilmu yang saya dapat adalah bahwa kita harus proaktif, dalam membuat keputusan, kita tidak boleh terburu-buru dan terpancing keaadaan. Kita harus lebih dahulu melakukan refining, menganilisa, memperhatikan sejenak lingkungan sekitar, lalu putuskan dengan kepala yang dingin.

Setelah itu kita diminta untuk memilih masalah apa yang ingin diselesaikan, ada di bidang fashion, industri dan teknologi. Tentu karena saya cukup concern terhadap teknologi, maka saya ingin menyelesaikan masalah di bidang teknologi. Masalah yang diberikan saat itu adalah perkembangan teknologi di dunia ini sangat cepat, sayangnya, cepatnya perkembangan teknologi di Indonesia tidak secepat diluar negeri. Padahal masyarakat Indonesia mayoritas telah memiliki smartphone bahkan tidak sedikit yang memiliki lebih dari satu smartphone. Sehingga bisa diketahui sebenarnya Indonesia memiliki potensi untuk mempercepat perkembangan teknologi di dalam negeri. Hanya saja yang perlu diperbaiki adalah akses informasi tentang perkembangan teknologi di luar agar bisa sampai ke setiap lapisan masyarakat Indonesia.

Setelah melakukan perundingan dengan tim kelompok, kita memutuskan untuk membuat sebuah aplikasi dimana aplikasi tersebut berisi informasi-informasi terbaru tentang teknologi yang baru keluar di negara-negara maju. Sehingga para user akan teredukasi bahwa ada teknologi terbaru yang hadir yang bisa mempermudah hidup manusia. Tapi kita sama-sama tahu, edukasi saja tidak cukup, maka dari itu aplikasi kita bisa berfungsi sebagai penyedia voting yang bisa diisi oleh semua pengguna yang mana voting tersebut berisi tentang pengajuan kepada pemerintah agar teknologi tersebut bisa segera dihadirkan ke Indonesia. Sehingga ketimpangan perkembangan teknologi antara di Indonesia dan di luar negeri bisa kita perkecil dan Indonesia menjadi negara maju.

Di sesi pelatihan tersebut juga kami diminta untuk membuat sebuah prototype hanya dalam waktu 10 menit. Kita juga diberikan post it untuk menempelkan setiap ide yang kita miliki untuk prototype tersebut. Ada 6 tahap yang kita lewati

Yang pertama design, yaitu kita mendesain kita ingin membuat aplikasi apa. Selanjutnya define, disini kita menentukan tujuan dari aplikasi yang kita buat, lalu diverge, kita harus menemukan pembeda dari kompetitor kita agar pelanggan tetap setia. selanjutnya decide, disini kita tentukan apa saja fitur2 yang harus ada, setelah itu adalah prototype. Kita membuat prototype sehingga kita punya gambaran seperti apa aplikasinya jika sudah jadi. Yang terakhir adalah validate, kita harus uji apakah aplikasi yang kita buat benar2 dibutuhkan pasar. Berikut adalah dokumentasi selama saya mengikuti kegiatan tersebut:





Wassalamualaikum wr.wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar